Sintang – Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Jaringan Aktivis Muda Sintang menggelar dialog pemuda yang melibatkan calon bupati dan wakil bupati Sintang tahun 2024. Acara ini dilaksanakan pada 28 Oktober 2024 malam di Gedung Seni Kompleks Stadion Baning Sintang.
Tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati Sintang terdaftar untuk bertarung dalam Pilkada 2024. Namun, dari tiga pasangan calon tersebut, dua di antaranya tidak hadir. Pasangan nomor urut 2, Heri-Supranto, hadir secara lengkap, sementara pasangan nomor urut 1, Didit-Melkianus, hanya diwakili oleh Melkianus. Pasangan nomor urut 3, Bala-Ronny, hanya diwakili oleh Ronny.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Nikodimus, menegaskan pentingnya dialog seperti ini sebagai sarana bagi calon pemimpin untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat, khususnya pemuda yang akan menentukan arah masa depan daerah. Nikodimus juga mengapresiasi inisiatif yang digagas oleh Jaringan Aktivis Muda Sintang, yang dianggapnya penting untuk mendorong calon pemimpin mendengarkan aspirasi generasi muda.
Namun, terkait dengan ketidakhadiran dua pasangan calon bupati, Nikodimus memberikan tanggapan tegas. Ia mengingatkan bahwa hal ini harus dilihat dari dua sisi.
“Pertama, kita harus melihat apakah penyelenggara sudah melakukan koordinasi dengan baik kepada para calon. Apakah mereka sudah diberitahu dengan cukup waktu agar dapat hadir? Atau mungkin dari sisi calon, apakah mereka tidak menghargai kegiatan yang diselenggarakan oleh pemuda? Kalau ada unsur kesengajaan untuk tidak hadir, saya sangat kecewa karena acara ini penting dan seharusnya dihadiri oleh semua calon,” kata Nikodimus , 29Oktober 2024.
Nikodimus menambahkan bahwa ketidakhadiran calon bupati di hadapan mahasiswa dan aktivis dapat mempengaruhi citra mereka di mata masyarakat. “Jika mereka tidak hadir di depan para mahasiswa dan aktivis, bagaimana dengan undangan dari masyarakat biasa.
Namun, jika penyelenggara kurang berkoordinasi, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan calon yang tidak hadir. Bisa saja mereka sudah memiliki jadwal yang tak bisa digeser,” ujarnya.
Menurut Nekodimus, apapun alasannya, ketidakhadiran tersebut tetap memberi kesan terhadap komitmen calon dalam mendengarkan aspirasi masyarakat, khususnya pemuda yang menjadi kunci perubahan di masa depan.