SINTANG – Sebuah video amatir yang viral di media sosial yang merekam momen , Yustinus, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang yang juga Ketua Forum Dayak Linoh memberikan sejumlah uang kepada masyarakat yang melakukan aksi penutupan akses jalan Sintang – Melawi menimbulkan kontroversi.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang melalui Ketua Forum Dayak Linoh Yustinus pun memberikan keterangan terkait hal tersebut. Ia meluruskan bahwa dirinya bukanlah membagi-bagikan uang kepada masyarakat, melaikan bagian dari proses ritual adat pemali pembukaan akses jalan.
Diketahui sebelumnya, sejumlah warga melakukan aksi pemblokiran jalan Sintang-Melawi sebagai bentuk penolakan terhadap kehadiran ustadz Abdul Somad yang dijadwalkan akan da’wah di Kabupaten Sintang.
“Saya adalah Pengurus Dewan Adat dan saya mengerti tentang adat dan hukum adat, apalagi itu adalah daerah saya sendiri, di mana tanah dipijak di situ langit dijunjung. Karena saya orang beradat dan mengerti tentang adat sehingga yang kami lakukan itu bukanlah membagi-bagikan uang selesai masalah. Sekali lagi saya luruskan dan tegaskan bukan membagi-bagikan uang. Itu tidak benar,” tegasnya.
Yustinus menerangkan pemblokiran jalan yang dilakukan masa aksi dilakukan secara ritual adat. Setelah melalui negosiasi dan komunikasi yang panjang, pembukaan jalan juga harus dilakukan dengan ritual adat pamali.
“Sekali lagi kami tegaskan dan luruskan bahwa ini bukan membagi-bagikan uang selesai masalah, tetapi kita melakukan ritual adat pemali untuk membuka jalan. Kita membayar adat pamali sekitar 62 riyal atau kalau dirupiahkan sekitar lima juta lebih dan itu adalah uang dari pemerintah bukan uang pribadi,” jelasnya.
Ritual Adat Pamali juga disaksikan langsung oleh Bupati Sintang, Waka Polda, Dandim 1205/Sintang dan Tokoh Masyarakat.